My Turn To Cry – Chapter 2

My Turn To Cry

My Turn To Cry

(Chapter 2)

Oh Sena Present

cast : Oh Sehun, Im Yoon Ah, Seo Jo Hyun, Xi Luhan and other cast

Genre : Happy, Sad, Friendship and etc

Enjoy Reading !!

Preview

Sesampainya dirumah Sehun tersenyum entah apa yang ada di pikirannya namun itu membaut Sehun yang dikenal dengan Cool Imagenya kini tersenyum sendiri di dalam kamar. Bukan tanpa alasan Sehun tersenyum, Sehun kini tersenyum mengingat kejadian antara dirinya dan Yoona, sungguh baru kali ini Sehun melihat yeoja yang cantik dan juga pandai berkutat di dapur.

Sehun merebahkan dirinya di ranjangnya, menatap langit – langit kamarnya yang kini tergambar bayangan wajah Yoona yang sangat innocent.

 

Chapter 2

Yoona bangun ketika suara alaram yang sudah dia set pukul 06.00 pagi berbunyi, matahari belum menampakkan seluruh sinarnya, namun Yoona kini sudah harus bangun dari tidurnya, dia kini beranjak membereskan apartemennya kemudian memasak untuk sarapan, Yoona tidak ingin terlambat menjemput sang ayah di bandara, ayah dan Ibunya baru saja pulang dari Jepang untuk menjenguknya.

.

Pukul 08.00 Yoona kini sudah bersiap menuju bandara Incheon untuk menjemput sang ayah yang akan tiba di Korea pukul 09.00, memang jarak apartemen Yoona dengan jarak Bandara hanya memakan waktu 15 menit, namun bukan Yoona namanya bila dia tidak datang jauh sebelum jam yang di tentukan, Yoona tidak ingin terlambat sedetikpun, Yoona sangat merindukan ayah yang 2 tahun ini tidak ditemuinya.

“paman, kaja kita ke bandara sekarang” Yoona sudah masuk ke dalam mobilnya, mobil yang baru saja datang menjemputnya.

“ne Nona, keunde, bukankah tuan Im akan sampai pukul 09.00 nanti, dan ini masih pukul 08.15. kita akan menunggu lama disana” Yoona menatap sang Driver, “paman, berapa tahun kau ikut appa?? Dan berapa tahun juga paman selalu mengantarku kemana – mana? Aku tidak mau terlambat, lebih baik aku yang menunggu dari pada aku harus membuat orang menunggu paman” Paman Han mengangguk kemudian melajukan mobilnya perlahan menuju Bandara Incheon.

“Nona, saya dengar, Tuan Im akan meminta Nyonya untuk tinggal disini mengurus Nona” Yoona hanya mengangguk lesu, Yoona sudah tahu kalau Ibu tirinya itu akan tinggal di Korea, namun Yoona  tidak ingin tinggal bersama Ibu tirinya itu karena sang Ibu tiri sangat jahat padanya.

“Ne aku sudah tahu paman, dan aku tidak ingin tinggal bersamanya paman, paman tahu kan aku hampir tenggelam di kolam renang gara – gara dia?” Yoona mengingat ketika dia hampir tenggelam karena Ibu tirinya itu sengaja mendorongnya ke dalam kolam renang ketika Party Barbeque college sang ayah.

Paman Han mengangguk “dia sepertinya tidak suka pada anda Nona, dia seperti iri dengan kecantikan anda” Yoona mengangkat bahunya tidak perduli “aku tidak memperdulikan dia paman, aku hanya tidak ingin appa kecewa padaku sehingga aku harus menurutinya”

20 menit kemudian

At Incheon airport

“Nona, anda mau saya temani??” Yoona menggelengkan kepala “tidak usah paman, paman tunggu disini saja, aku akan masuk ke dalam menunggu appa” Yoona kemudian berjalan masuk ke dalam bandara, duduk di kursi kedatangan, menunggu sang ayah datang.

.

Yoona duduk di kursi tunggu kedatangan, memainkan jemarinya di atas layar Smartphone-nya.

.

Drrrttt….Drrrttt

“Yeobuseyo” Yoona menempelkan Smartphonenya ketika benda persegi panjang itu bergetar.

‘ahh Yoong, ini aku Sehun, kau mau membeli kado untuk Seohyun bersamaku?? Aku bingung harus membeli apa untuk Seohyun’

“Ne, Oppa, aku akan menemanimu, jam berapa kau akan membeli kado??”

‘aku akan menjemputmu di apartemenmu jam 11.00 siang nanti Ne’

“ahh Mianhae Oppa, bagaimana kalau aku yang datang menjemputmu?? Appa dan eommaku pulang dan aku harus bersama mereka, aku akan menjemputmu nanti, aku harap kau tidak keberatan Oppa”

‘baiklah kalau itu maumu Yoong, aku akan mengirim alamatku padamu’

“Ne Oppa, geurae, aku tutup panggilannya Ne” Yoona kemudian menutup panggilan singkat antara Yoona dan Sehun tadi.

Yoona kembali memainkan jemarinya di atas smartphone-nya untuk menghilangkan kejenuhan menunggu sang appa dan eomma-nya.

‘informasi penting, baru saja terjadi kecelakaan di bandara internasional Jepang, pesawat yang akan terbang ke Korea tergerincir di bandara, hingga saat ini pesawat yang menampung 125 penumpang itu masih dalam proses evakuasi, pesawat itu tergelincir kemudian terperosok di sungai dan mengakibatkan badan pesawat terbelah. Hingga laporan ini di turunkan, TIM SAR sudah menemukan 15 jenazah dari pesawat itu, silahkan hubungi ruang informasi untuk menanyakan lebih lanjut’

DEG

Tubuh Yoona lemas bagaikan tubuh yang kehilangan tulang, Yoona tidak tahu apa yang harus dia lakukan, Yoona yakin itu adalah pesawat yang di tumpangi appa dan eomma-nya, Yoona berlari ke ruang informasi, melihat papan pengumuman dan mencari nama sang ayah.

TES

TES

Air mata  Yoona menetes tak bisa di bendung lagi, melihat daftar nama penumpang yang tewas dalam kecelakaan pesawat itu “appa, waeyo?? Otte??? Apa yang harus Yoona lakukan Appa??? Yoona ingin bertemu appa” gumam Yoona, kini Yoona duduk kembali di kursi ruang Informasi.

“yeobuseyo”

‘Ne, wae Yoong??’

“Mianhae, aku tidak bisa pergi bersamamu Oppa, appa dan eomma meninggal dalam kecelakaan pesawat” lirih Yoona

‘kau dimana sekarang?? Diam disana dan tunggu aku’

Yoona menghela nafas beratnya, entah apa yang harus dia lakukan, Yoona menghubungi Paman Han untuk menghampirinya ke dalam.

“wae Nona?? Apa yang terjadi??” Yoona menatap Paman Han sendu “paman pulanglah, persiapkan upacara pemakaman untuk appa dan eomma” Paman Han menatap bingung Yoona “appa dan eomma menjadi korban meninggal di kecelakaan pesawat di Jepang tadi, dan mungkin Jenazahnya akan sampai di Korea siang ini” bagai disambar petir, Paman Han langsung memeluk Yoona “Gwenchana Yoong, kau harus kuat, kau akan bisa melewati ini semua” Yoona hanya terdiam di peluk sang Driver yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri.

“paman pulanglah, persiapkan semuanya, aku akan menunggu appa dan eomma” Paman Han mengangguk kemudian meminta diri untuk pulang. Yoona kembali hanya duduk sendiri dengan linangan air mata yang tidak berhenti.

“appa, kenapa kau menyusul eomma secepat ini?? Appa tidak sayang pada Yoona?? Appa kenapa meninggalkan Yoona seperti ini, appa kenapa sudah pulang ke Sisi Tuhan?? Appa jahat meninggalkan Yoona sendiri ……”

HAP

Yoona terjatuh pingsan, namun beruntung Sehun sudah berada di sana untuk menyelamatkan  Yoona, Sehun menggendong Yoona menuju ruang kesehatan di bandara. “lakukan yang terbaik untuknya dok” ucap Sehun yang masih menunggui Yoona di periksa.

Sehun sangat cemas, entah kenapa kecemasannya kini begitu besar, baru pertama Yoona berkenalan dengannya namun ia sudah merasakan hal yang aneh yang terjadi pada dirinya. Sehun mondar mandir di depan ruang kesehatan tidak bisa tenang.

GREEEEGG

Sehun langsung menghampiri Dokter yang baru keluar dari ruang kesehatan “otte Uisa-nim??” Sang Dokter tersenyum “dia tidak apa – apa , dia hanya terlalu lelah, dan apa dia adalah keluarga dari salah satu korban pesawat itu?? Dia memanggil nama appanya  terus” Sehun mengangguk “baiklah, masuklah, dia sudah siuman” Sehun mengangguk kemudian membungkuk memberi hormat pada sang dokter dan berjalan masuk ke dalam ruangan Yoona.

“Yoong Gwenchana???” Yoona mengangguk lemah “Gomawo Oppa” lirih Yoona. “dan maaf aku tidak bisa menemanimu membeli kado untuk Seohyun” Sehun tersenyum mengusap rambut Yoona “Gwenchana, aku akan meminta Bibi Ha na untuk membelikan kado untuk Seohyun, kau ingin kado apa untuk Seohyun?? Aku akan mencarikannya juga” Yoona tersenyum “aniya Oppa, aku sudah memiliki kado untuk Seohyun” Sehun mengangguk.

Yoona berusaha bangun dari tidurnya “kau masih harus istirahat Yoong” Sehun menidurkan Yoona kembali “tapi aku harus menanyakan kapan Jenazah appa dan eomma akan sampai di sini” Sehun tersenyum “biarkan aku yang mengurus semuanya, kau istirahatlah saja, aku akan membelikanmu makanan” Yoona mengangguk.

Sehun memakai Jaketnya kemudian berjalan meninggalkan Yoona, Sehun berjalan menuju ruang Informasi “ apakah Jenazah korban kecelakaan pesawat akan tiba hari ini??” Yeoja yang ada di ruang Informan menatap Sehun “iya, Jenazah yang sudah di ketemukan akan tiba hari ini, lebih tepatnya siang ini” Sehun mengangguk “baiklah Gamsahabnida” Sehun meninggalkan ruang Informasi untuk berjalan ke kantin bandara.

Bandara sangat padat dipenuhi keluarga Korban kecelakaan, bandara Incheon kini penuh dengan air mata, pasalnya pesawat yang jatuh di Jepang itu mayoritas berpenumpang warga Korea Selatan.

“ahjumma, aku ingin satu bubur dibungkus dan juga dua botol air mineral Ne” Sehun kemudian duduk sembari menunggu pesanannya. Entah apa yang dilakukannya saat ini, kenapa dia perduli sekali dengan orang yang baru dia temui.

“ini pesananmu nak” Sehun beranjak mengambil pesanannya dan kembali menuju ruangan Yoona.

.

.

Sehun menyiapkan bubur untuk Yoona “makanlah Yoong” Sehun menyuapkan bubur itu ke dalam mulut Yoona “Shireo Oppa, aku tidak nafsu makan, dan kapan jenazah appa dan eomma datang” Sehun meletakkan kembali mangkuk buburnya diatas nakas “kalau tidak ada halangan, jenazah akan tiba siang nanti”

TES

TES

Liquid bening seperti tidak ingin pergi jauh dari Yoona, mendengar ucapan Sehun membuat hati Yoona kembali sakit, mengingat kejadian beberapa jam yang lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.

“Yoong uljima” Sehun duduk di kursi yang tersedia di dekat ranjang Yoona sembari memegang tangan Yoona, mencoba menguatkan Yeoja itu.

Yoona bangun kemudian memeluk Sehun, Yoona kini butuh sandaran, hantaman hidup ini terlalu menyakitkan baginya. Sehun memeluk Yoona erat, mencoba menenangkan Yoona yang kini sesenggukan karena tangisannya.

“Hey kalau kau menangis seperti ini maka orang tuamu akan sedih melihatmu, Uljima Yoong, Jeball, demi orang tuamu” Sehun mengusap punggung Yoona yang bergetar.

Yoona masih menangis sejadi – jadinya dan Sehun membiarkan Yoona menangis, mungkin dengan menangis Yoona akan merasa sedikir lebih lega. Sehun dan Yoona dalam posisi berpelukan untuk waktu yang cukup lama. Sehun tidak ingin melepas pelukan Yoona dan Yoona masih sangat membutuhkan sandaran untuk kesedihannya kali ini.

“Yoong, sekarang tenanglah, kaja kita keluar, kita tunggu orang tuamu di Kursi tunggu di luar” Yoona melepas pelukannya kemudian berjalan dengan menggandeng Sehun karena tidak bisa Yoona pungkiri dirinya sangat rapuh sekali.

Sehun membantu Yoona duduk “Hati – hati Yoong” ucapnya.

Sehun ikut duduk disamping Yoona, mengeluarkan tissue dari tasnya, mengusap jejak air mata Yoona yang masih terliha jelas. “Do’akan mereka dan jangan kau tangisi mereka, mereka akan bahagia disana, percayalah Yoong” Yoona tersenyum, memang benar apa yang di katakan Sehun, dia tidak boleh terlalu banyak menangisi kepergian orang tuanya . “Gomawo Oppa”

Sehun tersenyum melihat Yoona yang kini sudah menunjukkan sedikit kecerahan di wajahnya “kau tahu Yoong, kau akan terlihat cantik jika tersenyum, jadi tersenyumlah dan jangan menangis” Yoona mengangguk.

.

.

.

Sehun telah selesai mengurus Jenazah tuan dan nyonya Im, Sehun memilih untuk datang ke rumah Yoona, Yoona sudah pulang bersama Jenazah orang tuanya dan Sehun yang mengurus berkas – berkasnya.

Sehun melajukan mobilnya sedikit kencang, ingin segera sampai di rumah Yoona, dia masih khawatir dengan Yoona yang terlihat sangat rapuh tadi.

15 menit kemudian Sehun sampai di rumah Yoona

Sehun menghampiri Yoona yang kembali meneteskan air matanya menatap Jenazah orang tuanya yang siap di makamkan, Yoona tidak memperdulikan para Kolega ayahnya yang berdatangan memberikan ucapan bela sungkawa.

Sehun berdiri di samping Yoona dan menyalami para Kolega tuan Im, Yoona hanya terdiam di dekat peti sang ayah dan itu membuat Sehun mau tidak mau harus menggantikan Yoona menyalami para Kolega dan juga pegawai Tuan Im.

Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 dan Ini adalah waktu yang sudah di tentukan untuk pemakaman Tuan dan nyonya Im, Sehun, Yoona dan juga para pelayat serta para pelayan Yoona di rumah kini berada di makam keluarga.

Tangis Yoona pecah ketika Tuan dan Nyonya Im sudah mulai dikebumikan,Sehun memeluk bahu Yoona menguatkannya “appa dan eomma mungkin lebih bahagia disana Yoong, jangan kau menangisi mereka, mereka akan sedih melihatmu bersedih seperti ini’ lirih Sehun.

.

.*ahh mianhae Sena cepetin dibagian ini, Sena takut nanti Sena juga nangis kalau ngejelasinnya lebih detail lagi, jadi maklumi ajja Ne Cingu 😀

.

Yoona kini sudah berada di rumahnya kembali, di rumah yang sudah lama tidak dia tempati karena pekerjaan sang ayah di jepang dan juga Yoona lebih memilih tinggal di apartemennya. “gomawo Oppa, kau sudah menemaniku” Yoona menatap namja yang duduk di sampingnya. “aku akan selalu ada untukmu Yoong” Ucap Sehun.

“kau tidak memberitahu Seohyun dan juga Luhan?? Dia pasti akan marah padamu, dan kau tidak usah datang ke pesta ulang tahunnya, kau istirahatlah saja, aku akan datang ke pesta Seohyun untuk memberikan kado dan kemudian aku akan menemanimu” Yoona menggelengkan kepalanya “aku akan datang ke pesta Seohyun Oppa, aku akan memberitahunya nanti setelah pesta selesai, aku tidan ingin mengacaukan acara Seohyun”

“baiklah, tapi berangkatlah bersamaku Yoong” Yoona mengangguk.

“istirahatlah, aku akan pulang mengambil Kado untuk Seohyun dan bersiap – siap, aku akan datang menjemputmu pukul 16.00 nanti , ingat kau jangan menangis, kasihan appa dan eomma disana, dan juga kau tidak mau kan sampai Seohyun bingung melihat kau menangis??” Yoona lagi – lagi hanya menganggukan kepalanya, Yoona tidak tahu kini apa yang harus dia lakukan.

Sehun beranjak meninggalkan Yoona yang masih duduk di ruang keluarga, Yoona terdiam tidak berniat kemana – mana “Nona, apakah anda ingin makan sesuatu??” Yoona menggelengkan kepalanya. “aniya ahjumma, aku tidak ingin makan apapun, dan panggilkan paman Choi, aku ingin berbicara padanya.” Sang ahjumma mengangguk kemudian berjalan menuju luar rumah yang masih ada beberapa orang yang masih berbincang

Tuan choi berjalan masuk ke dalam rumah setelah ahjumma membisikkan sesuatu padanya “waeyo Yoong??” Paman Choi duduk di Sofa lebih tepatnya di depan Yoona.

Yoona menatap paman Choi, penasehat kepercayaan ayahnya “paman, aku ingin meminta tolong padamu, aku masih ingin fokus sekolah dan aku belum bisa mengurus perusahaan appa, aku mohon paman Choi untuk sementara mengurus perusahaan appa dan juga minta bantuanlah pada paman Hee Nim, dia akan membantumu paman, aku akan mengurus perusahaan appa kalau aku sudah mampu”

Paman Choi menatap Yoona tak percaya “tapi apakah aku pantas Yoong??” Yoona tersenyum “kau adalah orang kepercayaan appa paman, dan aku yakin kau bisa melakukannya” Paman Choi mengangguk paham “baiklah aku akan berusaha semaksimal mungkin” paman Choi kemudian beranjak mencari paman Hee Nim untuk membicarakan perusahaan tuan Im yang tidak hanya satu atau dua namun ada 5 perusahaan yang harus ditangani.

Yoona berjalan menuju kamarnya, mencoba mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah, mencoba bangkit dari apa yang dia alami sekarang. Yoona memang tidak boleh berlarut dalam kesedihan karena itu hanya akan membuat perjalanan sang ayah Ke Surga menjadi berat.

Yoona memejamkan matanya, terlelap dalam tidur yang indah, Yoona tidak memperdulikan apa yang terjadi di luar rumahnya, dia mungkin akan di bilang anak tidak sopan ataupun apa oleh kolega sang ayah, tapi yang ia tahu, kini ia harus mempersiapkan tubuhnya agar tidak jatuh sakit dan menyusahkan orang di sekelilingnya.

.

.

.

Sehun merebahkan tubuhnya, memejamkan matanya, namun yang terlintas adalah bayangan wajah Yoona yang menangis tersedu, Sehun tidak bisa membiarkan Yoona menangis seperti itu, dengan seluruh keyakinan hatinya, Sehun bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi, ia ingin mengajak Yoona berjalan – jalan sebelum ke pesta ulang tahun Seohyun.

Sehunmengirimi pesan Yoona.

To : Yoona

Kaja antar aku mmbeli hadiah untuk Seohyun, aku lupa untuk membelinya,aku tidak ingin mendengar penolakanmu, aku akan menjeputmu 1 jam lagi.

Sehun kemudian turun menuju ruang makan, “eomma, aku ingin pergi ke pesta ulang tahun adik Luhan, dan Eomma, aku ingin becerita sesuatu” NyonyaOh duduk menemani sang anak makan siang.

“kau mau menceritakan apa eoh??” Nyonya Oh kini sudah di samping sang anak. Sehun menghela nasaf agar dia bisa tenang “eomma, aku sepertinya telah jatuh cinta pada seotang yeoja, dia sangat istimewa eomma” Nyonya Oh tersenyum, sudah lama Sehun tidak menceritakan seorang yeoja padanya “Nugu?? Eomma ingin bertemu dengannya” Sehun mengangguk “aku akan mengajaknya kemari eomma, tapi tidak hari ini, orang tuanya baru saja meninggal di kecelakaan pesawat di Jepang, aku akan mengajaknya berjalan – jalan hari ini agar dia tidak sedih dan aku akan mengajaknya ke acara ulang tahun Seohyun, karena memang dia sahabat Seohyun” Nyonya Oh menatap sang anak tidak percaya “Ommo, kenapa kau tidak memberitahu eomma, eomma akan datang kerumahnya kalau kau memberitahu eomma” Sehun menggeleng “itu privasi eomma, appa Yoona adalah pengusaha yang sangat sukses, jadi yang datang hanya kolega dan juga pegawainya, aku tadi malah harus menyalami koleganya Karena Yoona tidak bisa jauh dari peti jenazah sang ayah” Nyonya Oh mengangguk – anggukkan kepala “jadi namanya Yoona??? Emm nama yang indah, eomma ingin bertemu dengannya Hunnie” Sehun lagi – lagi tersenyum “aku akan membawanya pulang setelah kami resmi eomma, aku meminta Do’amu, aku akan menyatakan perasaanku padanya eomma”

Nyonya Oh mengangguk “Baiklah nak, Fighting!!” Ucap Nyonya Oh dengan senyuman yang sangat cantik.

.

.

.

Sehun dan Yoona kini sudah berada di sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal di Seoul.

“Oppa, yang ini saja, sepatu ini cantik, simple tapi tetap elegant, itu pasti akan cocok untuk Seohyun” Yoona menunjukkan Sehun Sepatu berwarna silver dengan hills 9cm dan juga tali rantai yang indah.

“coba kau pakai, sepertinya ukuran sepatu kalian sama” Ucap Sehun, Yoona mematuhi ucapan Sehun kemudian mencoba sepatu itu “Otte Oppa?? Ini sangat cantik sekali Oppa” Sehun menatap Yoona menggunakan sepatu yang disukainya ‘itu lebih pantas kau yang memakai Yoong’ batin Sehun.

Yoona menatap Sehun yang memandangnya dengan tatapan aneh “Oppa, kau tidak suka dengan ini??? Lebih baik kita cari yang lain Ne” Yoona melepas sepatu yang tadi dia kenakan “ahh kenapa kau melepas itu???” Yoona menatap Sehun bingung “wae?? Oppa tidak suka kan?? Jadi aku lepas” Yoona masih menatap Sehun bingung, yang di tatap hanya menunjukkan senyum manisnya “ini cantik jika kau yang memakai” Sehun berjongkok memakaikan sepatu yang tadi Yoona lepas “ani Oppa, ini untuk Seohyun bukan untukku” Sehun menatap Yoona dengan tatapan tidak ingin di bantah.

“Chhaaaaa,, ini terlihat sangat sempurna, biarkan aku membelikannya untukmu dan kau tidak boleh menolaknya” Yoona hanya mengangguk, entah kini apa yang dia alami masih seperti mimpi, Sehun, namja popular di Sekolah kini sedang bersamanya.

“Gomawo Oppa” Ucap Yoona dengan senyum malu – malunya, Sehun tersenyum melihat senyuman manis Yoona “Sekarang pilihlah untuk Seohyun, aku akan memilih pilihanmu sebagai kado untuk Seohyun” Yoona mengangguk kemudian berjalan mengelilingi jajaran sepatu yang mewah dan sudah pasti mahal.

Yoona mengambil sepatu yang berwarna peach , sepatu yang menyerupai sepatu kaca itu sangat indah “Oppa, ini saja otte??” Sehun berjalan menghampiri Yoona “Baiklah aku akan memberikan itu untuk Seohyun” Sehun kemudian berjalan menuju kasir dengan di ikuti Yoona yang menenteng sepatunya dan juga sepatu Seohyun.

.

.

Yoona dan Sehun sudah selesai berbelanja, mereka memutuskan untuk berjalan – jalan di sungai Han, “Oppa. Kaja kita makan Ice Cream di kedai itu” Yoona menunjukkan sebuah Kedai yang sangat ramai dengan para pengunjung “tapi itu ramai sekali Yoong” ucap Sehun ragu, Sehun memang tidak terlalu suka dengan keramaian. “Geogchong hajima Oppa, kau disini saja, aku akan membelikannya untukmu” Yoona berjalan menuju kedai Ice Cream itu “Chakamanyo, aku akan ikut denganmu Yoong, kau tidak takut dengan kerumunan orang itu??” Yoona menggelengkan kepalanya “kau tenang saja Oppa” Yoona menggandeng tangan Sehun berjalan menuju kerumunan orang itu.

Yoona tidak mengajak Sehun melalui pintu depan yang sesak dengan orang yang mengantri, Yoona mengajak Sehun masuk ke dalam kedai melalui pintu belakang “eonni, kau ingin ice cream” Ucap seorang yeoja yang memakai seragam kedai “Ne, aku ingin Ice Cream untukku dan untuk dia” Yoona menatap Sehun “kau ingin Ice Cream rasa apa?” Ucap Yoona “aku ingin Choco Vanilla” sang pelayan kemudian tersenyum dan masuk ke dalam pantry.

Sehun dan Yoona menunggu Ice Cream mereka, Sehun berdiri di samping Yoona yang masih menatap sekeliling Kedai “kau tahu aku baru sekali ini masuk ke dalam kedai yang penuh sesak ini” Ucap Sehun berbisik, Yoona tersenyum “Itu berarti kedai ini sangat sukses” Sehun mengangguk setuju “Tapi, ini bukan seperti kedai, namun lebih tepatnya bisa di bilang seperti Café” Yoona terkekeh “terserah kau ingin menyebutnya apa Oppa”

“Ini eonni pesananmu” Sang pelayan itu memberikan dua Cup sedang Ice Cream Choco Vanilla “ahh Gomawo, dan ini untukmu, jangan bilang pada dia kalau aku datang kemari” Yoona menunjuk namja yang sedang sibuk di meja kasir menerima pesanan dan melayani pelanggan yang akan membayar “Ne eonni”

Sehun dan Yoona kemudian berjalan keluar kedai, menuju kursi taman yang ada di dekat sungai Han “kau suka Choco Vannila Yoong??” Yoona mengangguk “apa kau selalu membeli Ice Cream disana?? Sepertinya kau sangat di kenal di kedai itu” Yoona mengangguk kembali “aku sering kesana bersama appa, dan aku juga sering kesana kalau aku sedang dalam mood yang buruk, karena dengan memakan Ice Cream, hati bisa menjadi tenang kembali dan mood bisa menjadi baik kembali” Yoona tersenyum, menatap hamparan sungai Han dan menikmati Ice Creamnya, sedangkan Sehun kini sibuk menatap Yoona yang sangat indah, biasanya Yoona akan memakai Kaca mata konyolnya itu, dan itu membuat Yoona sangat tidak menarik, namun berbeda dengan sekarang, yoona terlihat sangat cantik dan menarik tanpa kaca mata culunnya itu.

“Oppa kenapa kau memandangiku seperti itu??” Yoona menatap Sehun yang sedari tadi tidak mengerjapkan matanya menatap Yoona. “ahh ani, kau sangat cantik Yoong bila kau tersenyum” Ucap Sehun jujur. “Oppa, kau kenapa?? Kenapa tiba – tiba kau seperti ini??” Yoona menatap Sehun aneh.

Sehun menggenggam tangan Yoona yang  tidak membawa Ice Cream “Yoona, kau mau menjadi Yeojacingu-ku?? Aku bukan namja yang sempurna, namun aku akan berusaha selalu ada untukmu, menggantikan arti sebuah keluarga untukmu, jadi kau tidak perlu bersedih lagi” Sehun menatap Yoona dan kali ini Yoona terperangkap dalam pandangan Sehun, pandangan yang dapat melumpuhkan setiap sistem syarafnya yang membuat Yoona hanya terdiam.

.

.

.

To Be Continue

Sena lagi dalam problem ini, Sena punya dua Versi buat Chap ini dan Sena Bingung gabunginnya, jadi mohon di maklumin ya Cingu kalau ceritanya sedikit ngaco dan juga alurnya terlalu cepet, soalnya inti ceritanya bukan disini, jadi yaa Sena Skip dehh,, biar nggak terlalu bikin bosen, dan Semoga pada readers Senang.

#ampun Sena mau Comment sama ini FF ahh : Ini FF ancur banget, Alurnya cepet, ceritanya sedihnya nggak kena, nggak jelas maksud ceritanya apa, ahh males buat baca 😦

Ingat!! Jangan jadi Silent Readers Ne, jadilah Readers yang baik, Sena butuh banget masukan dari kalian 😀 Gomawo 😀


8 thoughts on “My Turn To Cry – Chapter 2

  1. semoga sehun sllu bsa ngelindungi yoona… dan yoona menerima sehun… next thor jgn bkn galau lg chapter ini bnr2 bkn nyesek… tp bnr2 keren ko… ak suka bgt..

    Like

  2. wah sehun udah bner jth cnta ma yoona..ksian amat yoona ya mg2 dia gak dihianatin ma penasehat ayahnya…gmn nanti klo seo n luhan tau mrk dkt

    Like

  3. Wait wait, aku mau tanya. Jadi yang meninggal itu Tn.Im saja atau bersama Ny.Im juga? Tapi kok diatas ada kalimat yang Yoona ucapkan kalau Tn.Im terlalu cepat menyusul Ibu nya ya thor? 😮 padahal kan ada keterangan juga kalau korban pesawat itu Ayah dan Ibu Yoona. Agak bingung disini :3
    Btw, semoga Yoona menerima Sehun! 🙂
    Fighting! ❤

    Like

    1. Jadi ibunya yoona udh mninggal trus tuan im menikah lagi.. nah itu yg mninggl breng tuan im itu istri ke duanya alias ibu tiri yoona 😀

      Like

Comments are closed.